1. Bulai r
Gejala penyakit ini terjadi
pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan diikuti dengan
garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah pada pagi hari di sisi
bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor
dan konidium jamur. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan
gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan
gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan
mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi.
Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai pada umur masih muda
biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang
lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.
Penyebab Penyakit bulai di Indonesia
disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan Peronosclerospora
philippinensis yang luas sebarannya, sedangkan
Peronosclerospora sorghii hanya ditemukan di dataran tinggi
Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang tanaman
jagung terutama pada masa vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat
berumur 20-40 hst.
PENGENDALIAN : seed treatment pada
benih dg fungisida sebelum di tanam , penyemprotan rutin seminggu sekali dg
fungisida sejak tanaman tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang
mengandung NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.
2. Bercak daun
Gejala Penyakit bercak
daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya yaitu ras
O, bercak berwarna coklat kemerahan' Ras T bercak berukuran lebih besar ,
berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik
kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih virulen
dibanding ras O dan pada bibit jagung yang terserang menjadi layu atau
mati dalam waktu 3_4 minggu setelah tanam. Tongkol yang terinfeksi
dini, biji akan rusak dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Bercak
pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah,
batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol). Permukaan biji yang
terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat
menurunkan hasil yang cukup besar. Cendawan ini dalam bentuk miselium dan
spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di
penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan dapat
menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung. Penyebab penyakit bercak
daun adalah : Bipolaris maydis Syn. Pada B. maydis ada
dua ras yaitu ras O dan ras T
Cara pengendalian :
Menanam varietas tahan
Eradikasi tanaman yang terinfeksi
bercak daun
Penggunaan fungisida
3. Hawar daun Gejala
: Pada awal infeksi gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval
kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan
berkembang menjadi nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau
keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul awal pada
daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat
dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini
tidak menginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup
dalam bentuk miselium dorman pada daun atau pada
sisa sisa tanaman di lapang. Penyebab penyakit hawar daun adalah :
Helminthosporium turcicum
Cara pengendalian -
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi
bercak daun
- Penggunaan fungisida
4. Karat
Gejala Bercak-bercak
kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat pada permukaan
daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan
uredospora yang berbentuk bulat atau oval dan berperan penting
sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan
sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah
sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau
musim kemarau. Penyebab penyakit karat adalah Puccinia polysora
Cara pengendalian :
- Menanam varietas tahan
- Eradikasi tanaman yang
terinfeksi karat daun dan gulma
- Penggunaan fungisida
5. Busuk pelepah
Gejala Gejala penyakit busuk
pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak
berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas
dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang
tidak beraturan mula-mula berwarna putih kemudian berubah menjadi
cokelat. Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat
dengan permukaan tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang
rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini
bertahan hidup sebagai miselium dan sklerotium pada
biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan tanah
yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang
pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum
utama. Penyebab penyakit busuk pelepah adalah Rhizoctonia
solani
Cara pengendalian :
- Menggunakan varietas/galur yang
tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak
terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
- Lahan mempunyai
drainase yang baik.
- Mengadakan pergiliran tanaman,
tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- penggunaan fungisida.
6. Busuk Batang
Gejala Tanaman jagung
tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi
pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang
terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam
busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal
batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan warna merah jambu,
merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan
oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia
maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina,
Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.
Penularan Cendawan patogen
penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman
inangnya . Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun
serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada
sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan
peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk
perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada
permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal
batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria
yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin
dapat menginfeksi ke tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam
dapat menyebabkan penyakit busuk batang.
Cara pengendalian
- Pengendalian penyakit
busuk batang jagung dapat dilakukan dengan
menanam varietas tahan, - Pergiliran tanaman,
- pemupukan berimbang,
- menghindari pemberian N tinggi dan
K rendah, dan drainase yang baik.
Pengendalian penyakit
busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat
dilakukan dengan cendawan antagonis Trichoderma sp
trimakasih kepada sugih tani abadi ini sangat membantu
BalasHapus