Rabu, 27 Juni 2012

PENYAKIT PATEK PADA CABAI


          Penyakit Antraknosa (Patek)
          Penyebab: Colletotrichum sp
          Sumber: Benih, Sisa tanaman sakit (buah, batang, ranting)
          Penularan: Percikan air, benih
          Faktor yang mempengaruhi: Curah Hujan, kelembaban, jarak tanam, varietas
          Pengendalian
          Penggunaan benih sehat
          Pembersihan buah sakit
          Pembersihan tanaman setelah panen
          Penggunaan PGPR

Senin, 25 Juni 2012

DIVERSIFIKASI PANGAN


Iwak peyek.... Iwak Peyek
Nasi jagung...
itulah sepenggal lagu yng dibawakan TRIO MACAN
bahkan team OVJ juga gak mau kalah hebohnya menyanyikannya sampai kepala diantuk-antukan (ditekan-tekan).

Ya namanya NASI JAGUNG, bagi masyarakat Jawa bagian timur dan Madura tidaklah asing lagi.
Untuk mencukupkan kebutuhannya agar sampai kepada panen berikutnya petani mensiasati dengan makan nasi jagung yang harganya mencapai seper empat harga beras.  Mereka hidup prihatin demi sebuah harapan, karena anak-anaknya tetap harus bersekolah, dan semua kebutuhan sehari-hari tetap harus cukup.
Banyak aneka panganan yang terbuat dari jagung : diantaranya GRONTOL yang dimakan dengan parutan kelapa muda, marning yang merupakan grontol yang dikeringkan dan kemudian digoreng yang diberi aneka macam rasa bisa asin, manis, atau pedas, dan makanan ini dapat dijumpai ketika lebaran tiba.

Ada lagi yang cukup populer yaitu SINGKONG atau KETELA POHON atau orang banyumas menyebutnya BODIN....
Panganan yang terbuat dari singkong ini jumlahnya sangat banyak, yang terkenal yang terpajang di supermarket adalah kripik singkong.
Sebagai makanan pengganti nasi atau beras, yang sering diolah dalam bentuk tepung dan dimasak, yaitu THIWUL atau OYEK.  Ada juga direbus kemudian ditumbuk dengan gula yang akrab dinamakan GETHUK.
Wah..., pokoknya banyak deh panganan olehan dari singkong ini, seperti gatot, sawut, bangreng, ceriping, balong kuwuk, tape singkong, dan goreng tape singkong yang terkenal dengan ssebutan RONDO ROYAL.

Jenis umbi-umbian yang lain banyak ragamnya yang sekarang menjadi tanaman langka, yang kemungkinan anak-anak kita sudah tidak mengenalnya seperti : Gadung, Uwi, Gembili, Ganyong, Klerut, Kimpul, dan masih banyak lagi....

Tindakan ONE DAY tanpa NASI BERAS yang dicanangkan DR. Ir. Nur Mahmudi Ismail, Msc. Walikota Depok, bagi orang pedesaan bukanlah hal yang istimewa, wong mereka makan makanan yang bukan nasi beras bisa terjadi berbulan-bulan.

Seharusnya Pemerintah tetap mempertahankan kebijakan pangan suatu daerah dikembalikan ke makanan pokok dasar, semisal masyarakat Papua tetap dipertahankan makan umbi-umbian hanya saja sumber proteinnya bisa ditingkatkan.  Masyarakat Ambon dan sekitarnya tetap dibiarkan makan sagu, masyarakat Madura tetap makan Jagung, bukannya mengkonversi ke beras, yang akhirnya menimbulkan problem baru, dari mulai budidaya, ketersediaan pangan dan distribusinya, ini adalah penghamburan biaya.

Makan Nasi beras bukanlah suatu prestise, dan makan makanan selain nasi beras bukanlah simbul kemiskinan.

MARI KITA DUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL DENGAN MENGGALI POTENSI DAERAH DAN MENGEMBALIKAN MAKANAN POKOK BAGI DAERAH-DAERAH TERTENTU.

GUNUNG SALAK OH GUNUNG SALAK

Inilah Gunung Salak dilihat dari kaki Gunung Kasur Cisarua, di Gunung inilah pesawat Sukhoi jatuh, spontan Gunung ini menjadi buah bibir sampai ke dunia internasional.

Ya Gunung Salak...
Salak berasal dari SALAKA bahasa Sansekerta yang berarti PERAK, atau dalam bahasa Jawa SELAKA juga berarti perak.
Di pagi hari ketika cuaca cerah gunung ini berkilau begitu indahnya bak perak yang terkena sinar matahari.
Banyak mitos yang beredar di Gunung Salak ini, di antaranya tempat Prabu Siliwangi raja Kerajaan Pajajaran bersemayam.......
Gunung Salak....., oh... Gunung Salak, kau begitu indahnya, seindah wajah sang putri.....

BENIH JAGUNG MANIS

Tersedia Benih Jagung Manis
Merek Diamond Seed
Sweet Sugar F1
Kemasan 250 gr
Harga Rp. 25.000,00 per bungkus
Franko Bogor
(belum termasuk biaya kirim)

Ready Stock 300 kg


Inilah hasil produksi Diamond Seed Sweet Sugar
Testimoni Pak Suryono
Toko Surya Tani Temanggung Jawa Tengah
TOP.. TOP... TOP....

MACAM-MACAM PENYAKIT TANAMAN JAGUNG



1.  Bulai  r
 Gejala penyakit ini terjadi pada permukaan daun jagung berwarna putih sampai kekuningan diikuti dengan garis-garis klorotik dan ciri lainnya adalah  pada pagi hari di sisi bawah daun jagung terdapat lapisan beledu putih yang terdiri dari konidiofor dan konidium jamur. Penyakit bulai pada tanaman jagung menyebabkan gejala sistemik yang meluas keseluruh bagian tanaman dan menimbulkan gejala lokal (setempat). Gejala sistemik terjadi bila infeksi cendawan mencapai titik tumbuh sehingga semua daun yang dibentuk terinfeksi. Tanaman yang terinfeksi penyakit bulai  pada umur  masih muda biasanya tidak membentuk buah, tetapi bila infeksinya pada tanaman yang lebih tua masih terbentuk buah dan umumnya pertumbuhannya kerdil.  
Penyebab Penyakit bulai di Indonesia disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora maydis dan  Peronosclerospora  philippinensis  yang luas sebarannya, sedangkan  Peronosclerospora sorghii  hanya ditemukan di dataran tinggi Berastagi Sumatera Utara dan Batu Malang Jawa Timur.
Penyakit ini menyerang tanaman jagung terutama pada masa vegetatif dengan serangan tertinggi pada tanaman saat berumur 20-40 hst.
PENGENDALIAN : seed treatment pada benih dg fungisida sebelum di tanam , penyemprotan rutin seminggu sekali dg fungisida sejak tanaman tumbuh hingga berumur 50 hst, kurangi pupuk yang mengandung NITROGEN tinggi,gunakan pupuk kompos sebelum tanam.
2. Bercak daun   
Gejala  Penyakit bercak daun pada tanaman jagung dikenal dua tipe menurut ras patogennya yaitu ras O, bercak berwarna coklat kemerahan' Ras T bercak berukuran lebih besar , berbentuk kumparan dengan bercak berwarna hijau kuning atau klorotik kemudian menjadi coklat kemerahan. Kedua ras ini, ras T lebih virulen dibanding ras O dan pada bibit jagung  yang terserang menjadi layu atau mati dalam waktu 3_4 minggu setelah tanam.  Tongkol yang terinfeksi dini, biji akan rusak  dan busuk, bahkan tongkol dapat gugur. Bercak pada ras T terdapat pada seluruh bagian tanaman (daun, pelepah, batang, tangkai kelobot, biji dan tongkol). Permukaan biji  yang terinfeksi ditutupi miselium berwarna abu-abu sampai hitam sehingga dapat menurunkan hasil yang cukup besar. Cendawan ini dalam bentuk miselium dan spora dapat bertahan hidup dalam sisa tanaman di lapang atau pada biji di penyimpanan. Konidia yang terbawa angin atau percikan air hujan dapat menimbulkan infeksi pertama pada tanaman jagung. Penyebab penyakit bercak daun adalah :  Bipolaris  maydis Syn.  Pada B. maydis ada dua ras yaitu ras O dan ras T  
Cara pengendalian : 
Menanam varietas tahan
Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun          
Penggunaan fungisida
3. Hawar daun  Gejala : Pada awal infeksi  gejala berupa bercak kecil, berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang  berbentuk  ellips dan berkembang menjadi  nekrotik dan disebut hawar, warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang hawar 2,5_15 Cm, bercak muncul awal pada daun yang terbawah kemudian berkembang menuju daun atas. Infeksi berat dapat mengakibatkan tanaman cepat mati atau mengering dan cendawan ini tidak menginfeksi tongkol atau klobot. Cendawan ini dapat bertahan hidup dalam bentuk miselium dorman  pada  daun  atau  pada sisa sisa tanaman di lapang.   Penyebab penyakit hawar daun adalah :  Helminthosporium turcicum
Cara pengendalian -
- Menanam varietas tahan  
- Eradikasi tanaman yang terinfeksi bercak daun 
- Penggunaan fungisida
4. Karat   
Gejala   Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat  pada permukaan daun jagung di bagian atas dan bawah, uredinia menghasilkan uredospora yang berbentuk bulat atau oval  dan berperan  penting sebagai sumber inokulum dalam menginfeksi tanaman jagung yang lain dan sebarannya melalui angin. Penyakit karat dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi dan infeksinya berkembang baik pada musim penghujan atau musim kemarau.     Penyebab penyakit karat adalah  Puccinia polysora
Cara pengendalian :
 - Menanam varietas tahan
 - Eradikasi tanaman yang terinfeksi karat daun dan gulma    
 - Penggunaan fungisida  
5. Busuk pelepah  
Gejala  Gejala penyakit busuk pelepah pada tanaman jagung umumnya terjadi pada pelepah daun, bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi abu-abu, bercak meluas dan seringkali diikuti pembentukan sklerotium dengan bentuk yang tidak beraturan mula-mula  berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.  Gejala hawar dimulai dari bagian tanaman yang paling dekat dengan permukaan  tanah dan menjalar kebagian atas, pada varietas yang rentan serangan jamur dapat mencapai pucuk atau tongkol. Cendawan ini bertahan  hidup sebagai miselium dan sklerotium  pada  biji, di tanah dan pada sisa-sisa tanaman di lapang. Keadaan tanah yang basah, lembab dan drainase yang kurang baik akan merangsang pertumbuhan miselium dan sklerotia, sehingga merupakan sumber inokulum utama.  Penyebab penyakit busuk  pelepah adalah Rhizoctonia solani 
Cara pengendalian : 
- Menggunakan varietas/galur yang  tahan sampai  agak tahan terhadap penyakit hawar  pelepah.
- Diusahakan agar pertanaman tidak terlalu rapat sehingga kelembaban tidak terlalu tinggi.
 - Lahan  mempunyai drainase yang baik. 
- Mengadakan pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
- penggunaan fungisida.
6. Busuk Batang
 Gejala Tanaman jagung tampak layu atau kering seluruh daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase pembungaan. Pangkal batang yang terinfeksi berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan, bagian dalam busuk, sehingga mudah rebah, pada bagian kulit luarnya tipis. Pada pangkal batang terinfeksi tersebut ada yang memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan atau coklat. Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium.
Penularan Cendawan patogen penyebab penyakit busuk batang memproduksi konidia pada permukaan tanaman inangnya . Konidia dapat disebarkan oleh angin, air hujan ataupun serangga. Pada waktu tidak ada tanaman, cendawan dapat bertahan pada sisa-sisa tanaman yang terinfeksi dalam fase hifa atau piknidia dan peritesia yang berisi spora. Pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk perkembangannya, spora akan keluar dari piknidia atau peritesia. Spora pada permukaan tanaman jagung akan tumbuh dan menginfeksi melalui akar ataupun pangkal batang. Infeksi awal dapat melalui luka atau membentuk sejenis apresoria yang mampu penetrasi ke jaringan tanaman. Spora/konidia yang terbawa angin dapat menginfeksi  ke tongkol, dan biji yang terinfeksi bila ditanam dapat menyebabkan penyakit busuk batang.  
Cara pengendalian
- Pengendalian  penyakit  busuk  batang  jagung  dapat  dilakukan dengan  menanam varietas tahan, - Pergiliran  tanaman,
- pemupukan berimbang,
- menghindari pemberian N tinggi dan K rendah,  dan  drainase yang baik.
Pengendalian  penyakit  busuk  batang  (Fusarium)  secara hayati  dapat  dilakukan  dengan cendawan antagonis Trichoderma sp

Minggu, 24 Juni 2012

Budidaya Sengon

Botani Sengon
Sengon dalam bahasa latin disebut Albazia Falcataria, termasuk famili Mimosaceae, keluarga petai – petaian. Di Indonesia, sengon memiliki beberapa nama daerah seperti berikut :
Jawa :jeunjing, jeunjing laut (sunda), kalbi, sengon landi, sengon laut, atau sengon sabrang (jawa). Maluku : seja (Ambon), sikat (Banda), tawa (Ternate), dan gosui (Tidore)
Bagian terpenting yang mempunyai nilai ekonomi pada tanaman sengon adalah kayunya. Pohonnya dapat mencapai tinggi sekitar 30–45 meter dengan diameter batang sekitar 70 – 80 cm. Bentuk batang sengon bulat dan tidak berbanir. Kulit luarnya berwarna putih atau kelabu, tidak beralur dan tidak mengelupas. Berat jenis kayu rata-rata 0,33 dan termasuk kelas awet IV - V.
Kayu sengon digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, peti kas, perabotan rumah tangga, pagar, tangkai dan kotak korek api, pulp, kertas dan lain-lainnya.
Tajuk tanaman sengon berbentuk menyerupai payung dengan rimbun daun yang tidak terlalu lebat. Daun sengon tersusun majemuk menyirip ganda dengan anak daunnya kecil-kecil dan mudah rontok. Warna daun sengon hijau pupus, berfungsi untuk memasak makanan dan sekaligus sebagai penyerap nitrogen dan karbon dioksida dari udara bebas.
Sengon memiliki akar tunggang yang cukup kuat menembus kedalam tanah, akar rambutnya tidak terlalu besar, tidak rimbun dan tidak menonjol kepermukaan tanah. Akar rambutnya berfungsi untuk menyimpan zat nitrogen, oleh karena itu tanah disekitar pohon sengon menjadi subur.
Dengan sifat-sifat kelebihan yang dimiliki sengon, maka banyak pohon sengon ditanam ditepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah melalui DEPHUTBUN untuk menggalakan ‘Sengonisasi’ di sekitar daerah aliran sungai (DAS) di Jawa, Bali dan Sumatra.
Bunga tanaman sengon tersusun dalam bentuk malai berukuran sekitar 0,5 – 1 cm, berwarna putih kekuning-kuningan dan sedikit berbulu. Setiap kuntum bunga mekar terdiri dari bunga jantan dan bunga betina, dengan cara penyerbukan yang dibantu oleh angin atau serangga.
Buah sengon berbentuk polong, pipih, tipis, dan panjangnya sekitar 6 – 12 cm. Setiap polong buah berisi 15 – 30 biji. Bentuk biji mirip perisai kecil dan jika sudah tua biji akan berwarna coklat kehitaman,agak keras, dan berlilin.

Agro Bisnis

Produsen Benih
Produsen Bibit
Produsen Pakan Ternak
Produsen Pakan Ikan
Distributor Pestisida
Distributor Pupuk Cair
General Trading
General Contractor